CARA HATI AGAR ISTIQAMAH DALAM BAHAGIA
"Kalau saya punya ini dan itu, maka saya pasti bahagia,""kalau saya mendapatkan dia maka saya bahagia," "kalau saya bisa jadi anu maka saya akan bahagia," dan kalimat senada lainnya adalah contoh dari penggantungan kebahagiaan pada faktor luar diri. Ini bermakna bahwa kebahagiaannya ditentukan oleh hal lain di luar dirinya.
Karena sesuatu di luar diri kita itu tak selalu bahkan jarang bisa dikontrol dan ditentukan oleh kita, maka jika kita gantungkan bahagia kita pada hal itu, tentu saja kita akan kesulitan untuk selalu bahagia. Supaya istiqamah dalam bahagia, ajari dan yakinkan hati untuk tulus ikhlas meniti jalan bahagia yang diajarkan Tuhan melalui para rasulNya. Ajari hati untuk tersenyum rida akan takdir yang tertulis untuk kita.
Kita ini diciptakan merdeka dan tidak boleh menghamba kepada apapun dan siapapun. Kita ini bebas untuk menentukan sikap hidup. Namun, ingatlah bahwa pilihan yang terbaik adalah yang Allah pilihkan untuk kita. Adakah yang lebih sayang kepada kita melebihi sayangnya Allah? Masihkah akan mengeluh? Yuk kita belajar bersama untuk sabar, syukur dan rida. Kepada siapa kita belajar?
Penulis: Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, MA._2021
Tags : Kalam Abah Kiai
MA Alif Laam Miim
“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”
- MA Alif Laam Miim
- Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
- maaliflaammiim@gmail.com
- 0813-8645-3684