Januari 11, 2023

KALIMAT RENUNGAN 10 JANUARI

Bisa dibayangkan bagaimana jika semua orang yang bekerja dan yang tidak bekerja diberi gaji (dibayar) secara sama rata oleh pemerintah. Bisa diyakini bahwa pemerintahnya dianggap tidak adil dan bisa diduga bahwa jumlah orang yang tidak bekerja dan meningkat setiap saat. Ada kecenderungan besar seseorang itu inginnya enaknya saja dan tidak mau capeknya, inginnya bahagia terus tanpa derita, dan inginnya tertawa terus tanpa menangis.

Kalimat Syekh Ibnu Ajibah berikut ini layak untuk direnungkan demi lebih memahami karakter kehidupan kita di dunia ini dalam hubungannya dengan anugerah dan musibah. Ibnu Ajibah ini adalah seorang ulama yang sangat warak, tawaduk dan dalam sekali perenungannya dalam masalah rahasia kehidupan. Kitab tafsirnya dan syarah hikamnya sangat terkenal sekali. Dalam kitab beliau, Iiqaadz al-Himam halaman 117, beliau berkata begini:

"ومِمّا جرَتْ به العادةُ الإِلهيَّةُ أَنّ الفرَج علي قَدْر الضِّيقِ"

(Termasuk dari kebiasan ketuhanan yang terus berjalan adalah bahwa kelegaan hati itu adalah seukur dengan besar derita yang ditimpakan)

Dapat dipahami dari kalimat itu bahwa anugerah itu datang beserta ujian. Semakin besar ujian adalah sebagai tanda semakin besar anugerah yang akan diterima jika disikapi dengan benar. Anugerah terbesar bukanlah urusan duniawi melainkan adalah anugerah ukhrawi. Ketaatan dalam beragama dan kekuatan iman di tengah godaan adalah anugerah yang jauh lebih besar ketimbang emas satu gunung. Itulah sebabnya mengapa calon ahli surga senantiasa mendapatkan ujian hidup.

Kalau begitu maka janganlah kita mengelur atas ujian. Sangat mungkin ujian itu adalah pembuka dan pengantar hadirnya anugerah. Tak ada mulia hakiki tanpa ujian, tak ada bahagia hakiki tanpa rintangan, tak ada senang hakiki tanpa adanya ancaman. Jalani saja. Seorang kiai, dalam bahasa lain, mengatakan kepada santrinya: "Anakku, silahkan kamu keliling ke semua kiai yang betul-betul diakui kemuliaannya. Tak ada diantara mereka yang mendapatkan anugerah kemuliaan tanpa derita, ujian, latihan jiwa dan sejenisnya. Hanya saja mereka diam tak menceritakannya." 

Penulis: Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, MA._2017

Tags :

bm

MA Alif Laam Miim

“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”

  • MA Alif Laam Miim
  • Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
  • maaliflaammiim@gmail.com
  • 0813-8645-3684