Januari 17, 2023

USUNG-USUNG PINDAH RUMAH

 

Termasuk kesibukan yang menyita waktu, tenaga dan pikiran adalah proses perpindahan rumah. Pengangkutan barang-barang, mulai dari barang pokok yang besar-besar sampai pada barang-barang kecil pendukung hidup sungguh agak merepotkan. Tak sedikit yang memborongkan atau menyewa mobil besar pengangkut biar cepat selesai. Sedikit sekali yang membawanya sedikit demi sedikit karena pasti akan memakan waktu panjang.

 Seorang ulama masa lalu menyadari betul bahwa dirinya pasti akan pindah dari rumah dunia ke rumah akhirat. Beliau rajin sekali memproses pemindahan barang-barang yang dimilikinya di rumah dunia ini menuju rumah akhirat. Pengangkut utamanya adalah SHADAQAH. Rupanya, ulama itu tak mau repot-repot berpanjang waktu. Kendaraan shadaqah yang digunakan adalah kendaraan besar. Hartanya segera dipindahkan sebanyak mungkin melalui masjid, pesantren, madrasah, fakir miskin dan anak yatim. Tak ada hari tanpa pemindahan barang-barang miliknya ke rumah barunya itu.

 Ada orang kini yang terus menumpuk hartanya di rumah lama bernama dunia itu dan tidak pernah memindahkannya ke rumah barunya di akhirat. Ditumpuknya sampai rumah lama penuh sementara rumah baru kosong. Anehnya, orang kini itu merasa bangga dengan tumpukan barang yang pasti akan ditinggalkannya itu dengan memamerkannya pada khalayak dengan menganggap dirinya orang cerdas, ahli manajemen ekonomi yang sukses. Dia lupa bahwa rumah barunya yang akan ditempati dalam waktu jauh lebih lama adalah kosong tak ada apa-apanya.

 Siapakah di antara dua manusia itu yang sesungguhnya lebih cerdas dan beruntung? Betapa senangnya sang ulama jaman lama itu yang akan menempati rumah barunya yang sudah lengkap dengan segala yang dibutuhkannya. Alangkah ruginya manusia kini tadi yang barang-barangnya dengan sengaja ditinggalkan di rumah lama menjadi perebutan entah oleh siapa.

 Ulama lama yang rajin shadaqah itu dikritik habis-habisan karena terlalu banyak shadaqah katanya. Beliau cuma tersenyum dan berkata: "Inilah cara saya mencintai dunia agar selalu bersama saya sampai akhirat kelak." Bagaimana dengan kita? Masih mau menumpukkan di rumah lama dan membiarkan kosong rumah baru? Lebih cerdaslah berpiki!

Penulis: Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, MA _2017

Tags :

bm

MA Alif Laam Miim

“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”

  • MA Alif Laam Miim
  • Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
  • maaliflaammiim@gmail.com
  • 0813-8645-3684