DI BALIK KISAH AKHIR SURAH AT-TAUBAH
Masihkah kita ingat seorang sahabat yang mendapatkan keistimewaan yang tak dijumpai pada sahabat yang lain. Iya, Khuzaimah bin Tsabit adalah orangnya. Ia satu-satunya sahabat yang persaksiannya diterima oleh Rasulullah Saw. meski hanya semata wayang Khuzaimah sendirian.
Kisah itu bermula ketika Rasulullah Saw. berselisih dengan Sawa' bin al-Haris tentang kuda yang Rasulullah Saw. beli dirinya. Rasulullah Saw. mengaku sudah membeli kuda tersebut. Sedangkan Sawa' selaku penjual kuda, berkata sebaliknya. Tidak ada saksi yang melihat saat terjadinya transaksi jual beli kuda antara Rasulullah Saw. dan Sawa'.
Tiba-tiba datang Khuzaimah yang bersaksi bahwa Rasulullah lah yang benar-benar telah membeli kuda dari Sawa'. Rasulullah Saw. bertanya kepada Khuzaimah, "Mengapa engkau bersaksi padahal engkau tidak melihat?" Khuzaimah menjawab, "Memang benar aku tidak melihatnya, wahai Rasulullah. Namun aku membenarkannya karena aku yakin pasti apa yang engkau katakan adalah kebenaran." Rasulullah bersabda, "Persaksian Khuzaimah adalah sama seperti persaksian dua orang laki-laki."
Pertanyaannya adalah mengapa Khuzaimah mendapatkan keistimewa seperti ini dari Rasulullah? Apakah karena Khuzaimah adalah sosok yang sangat adil dan berhati-hati, atau karena semata membernarkan Rasulullah Saw.? Dan apa hubungan Khuzaimah dengan akhir Surah At-Taubah? Baik, akan kita urai satu persatu berikut ini.
Pertama, para ulama sepakat bahwa keistimewaan Khuzaimah ini tidak bisa diqiyaskan (baca: analogi) dengan sahabat atau orang lain yang dianggap adil atau lebih adil dari Khuzaimah. Selevel seperti sahabat Abu Bakar saja -yang memiliki banyak keunggulan dibanding sahabat lain, bahkan kaum muslimin secara keseluruhan- tetap tidak bisa seperti Khuzaimah dalam hal persaksian.
Kita tidak bisa mencari-cari illat atau sebab hukum mengapa Khuzaimah bisa mencapai maqam seperti itu. Namun yang jelas, pasti ada rahasia besar di balik sabda Rasulullah Saw. karena salah satu mukjizat Rasulullah Saw. adalah جوامع الكلم (seluruh sabda Rasul penuh dengan makna dan rahasia tersembunyi). Pertanyaanya apakah rahasia besar itu?
Jawaban itu baru kita temukan beberapa saat pasca wafatnya Rasulullah Saw., tepatnya saat pengumpulan naskah-naskah al-Qur'an di masa Khalifah Abu Bakar. Saat itu, Zaid bin Tsabit diberi amanah sebagai tim inti pengumpulan dan verifikasi naskah. Hal ini untuk melihat apakah apa yang dikumpulkan benar-benar bagian dari al-Quran atau tidak. Semua naskah yang masuk telah diverifikasi oleh minimal dua orang sahabat, keculi satu, yakni akhir surah al-Taubah. Mengapa? Karena tidak ada satupun sahabat yang meriwayatkan akhir Surah At-Taubah kecuali sahabat Khuzaimah saja. (Selengkapnya baca kitab Khazinatu al-Asror h. 11-13)
Dari sini, kita bisa mengandaikan jikalau Rasulullah Saw. tidak pernah menyampaikan perihal persaksian Khuzaimah, niscaya kita tidak akan menemukan dan membaca akhir surah al-Taubah sampai kapanpun. Bisa jadi, al-Quran tidak akan utuh seperti yang kita jumpai saat ini. Di sinilah rahasia sabda Rasulullah Saw. tentang misteri persaksian Khuzaimah terjawab.
Ada kisah luar biasa lain yang berkaitan dengan akhir Surah at-Taubah. Kisah itu datang dari seorang sufi besar dari Kota Bagdad bernama Abu Bakr al-Syibli yang hidup di abad 4 Hijriyah. Bagaimana kisahnya? Sabar ya, masih ada episode berikutnya. Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad.
Salam. Ahmad Sarip Saputra
Tags : Artikel Guru
MA Alif Laam Miim
“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”
- MA Alif Laam Miim
- Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
- maaliflaammiim@gmail.com
- 0813-8645-3684