MENGKAJI KATA PUASA DALAM AL-QUR'AN
Kata puasa dalam bahasa Arab adalah صام - يصوم yang memiliki dua masdar, yakni صوما dan صياما. Makna dasarnya adalah menahan diri. Biasanya, dalam bahasa Arab ketika ada perbedaan huruf akan berdampak perbedaan makna. Contoh ضرب maknanya memukul, namun ketika ضارب menjadi saling memukul.
Pertanyaannya, apakah lafal shaum (صوم) dan shiyam (صيام) memiliki makna yang sama, ataukah ada perbedaan makna karena hurufnya berbeda?
Mari kita lihat lafal keduanya dalam al-Quran. Pertama QS. Al-Baqarah ayat 183.
یایُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Ayat ini menunjukkan kewajiban berpuasa bagi orang beriman sebagaimana umat terdahulu yang juga diwajibkan berpuasa. Puasa seperti apa? Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa kewajiban puasa yang dimaksud adalah menahan makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa selama bulan Ramadhan.
QS. Al-Baqarah ayat 187 juga mengulang kata shiyam (صيام) sebanyak dua kali. Syiam (صيام) pertama bercerita tentang kebolehan hubungan suami istri pada malam hari di bulan Ramadhan. Ayatnya berbunyi احل لكم ليلة الصيام الرفث الى نسائكم.
Shiyam (صيام) selanjutnya menjelaskan batas kapan seseorang yang berpuasa boleh makan dan minum. Ayatnyaثم اتموا الصيام الى الليل
Ketiga lafal di atas konteksnya berbicara tentang orang yang berpuasa yakni menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenam matahari di bulan Ramadhan.
Kedua, QS. Maryam ayat 26. Ayatnya sebagai berikut
فَكُلِی وَٱشۡرَبِی وَقَرِّی عَیۡنࣰاۖ فَإِمَّا تَرَیِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدࣰا فَقُولِیۤ إِنِّی نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمࣰا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡیَوۡمَ إِنسِیࣰّا
Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”
Siti Maryam setelah melahirkan Nabi Isa as. merasakan kesedihan dan kekhawatiran terhadap orang-orang di sekelilingnya. Maka Allah memerintahkannya agar berpuasa (صوم). Kata shaum pada ayat ini bermakna menahan diri untuk tidak berbicara, bukan menahan dari makan dan minum. Bahkan di ayat ini ada perintah untuk makan dan minum.
Oleh karena itu, jika kita merujuk kepada Al-Quran, ternyata penggunaan kata shiyam (صيام) dan shoum (صوم) memiliki makna yang berbeda meski sama-sama menahan diri. Shiyam (صيام) artinya menahan diri dari makan, minum, dan hal yang membatalkan puasa. Sementara shoum (صوم) bermakna menahan diri untuk tidak berbicara.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa niat puasa di bulan Ramadhan menggunakan redaksi shoum نويت صوم غد ? Mengapa tidak نويت صيام غد ?
Berarti, selama ini kita niat menahan diri untuk tidak berbicara, bukan menahan diri dari makan dan minum. Menarik sekali jawaban dari pertanyaan ini.
Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 H
Penulis: Ahmad Sarip Saputra
Tags : Artikel Guru
MA Alif Laam Miim
“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”
- MA Alif Laam Miim
- Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
- maaliflaammiim@gmail.com
- 0813-8645-3684