Maret 27, 2023

MENGKAJI ULANG KATA UMMY SEBAGAI GELAR NABI MUHAMMAD SAW.

 

Nabi Muhammad Saw. merupakan seorang Nabi yang memilki banyak gelar. Salah satu gelar yang masyhur adalah Ummy (الامي). Kita seringkali menjumpai salawat yang menggunakan redaksi ini. Misalnya اللهم صل على سيدنا محمد النبي الامي . Al-Quran secara tegas menyandingkan Nabi dengan kata Ummy (النبي الامي) sebanyak dua kali di QS. Al-A’raf ayat 187 dan 188.

Pertanyaannya adalah apa makna sesungguhnya dari kata Ummy? Dan apakah benar Nabi Muhammad Saw. tidak bisa membaca dan menulis sebagaimana yang sering kita dengar? Mari kita perbaiki cara duduk kita untuk kemudian melanjutkan membaca ulasan menarik berikut ini.

Menurut pendapat yang masyhur, makna Ummy adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Dasar pendapat ini adalah QS. Al-Baqarah ayat 78 yang berbunyi,

وَمِنۡهُمۡ أُمِّیُّونَ لَا یَعۡلَمُونَ ٱلۡكِتَابَ إِلَّاۤ أَمَانِیَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا یَظُنُّونَ

Ayat ini menyebut orang-orang Yahudi dengan sebutan Ummiyyin (الاميين). Siapa Umiyyin? Kalimat selanjutnya mengatakan, yakni orang-orang yang tidak mengetahui kitab terdahulu (Taurat dan Injil).

Di sinilah kemudian muncul tafsiran bahwa "tidak mengetahui al-kitab" dimaknai sebagai "tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis". Ada pula pendapat lain yang menafsirkan kata tersebut dengan "tidak memahami kitab Taurat dan Injil, meski sejatinya mereka bisa membaca dan menulis".

Lantas, apakah Nabi Muhammad Saw. benar-benar tidak bisa membaca dan menulis sebagaimana yang lumrah kita dengar? Tunggu dulu, jangan terburu-buru menyimpulkan! Perlu kita lihat di ayat yang lain.

Mari kita meneliti QS. Ali Imran ayat 20 sebagai berikut,

فَإِنۡ حَاۤجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِیَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡكِتَابَ وَٱلۡأُمِّیِّبنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُوا۟ فَقَدِ ٱهۡتَدَوا۟ۖ وَّإِن تَوَلَّوۡا۟ فَإِنَّمَا عَلَیۡكَ ٱلۡبَلَاغُۗ وَٱللَّهُ بَصِیرُۢ بِٱلۡعِبَادِ

Ayat ini menyandingkan lafal Ummiyyin (الاميين) dengan orang-orang yang diberi al-Kitab (اوتوا الكتاب). Sekilas dapat dipahami bahwa Ummiyyin adalah orang-orang yang tidak diberi al-Kitab (Taurat dan Injil).

Sekarang kita coba membuka QS. Al-Jumu'ah ayat 2 yang berbunyi,

هُوَ ٱلَّذِی بَعَثَ فِی ٱلۡأُمِّیِّينَ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَاتِهِۦ وَیُزَكِّیهِمۡ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَابَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِی ضَلَالࣲ مُّبِینࣲ

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. mengutus seorang rasul kepada orang-orang Ummy (الاميين) dari kalangan mereka sendiri, bukan dari golongan orang lain.

Dari sini kita bisa mengambil benang kesimpulan bahwa kata Ummiyyin diartikan sebagai "orang-orang yang bukan dari kaum Yahudi maupun kaum Nasrani, yang mana Allah utus seorang rasul untuk mereka".

Bagaimana dengan ayat yang paling awal kita singgung di atas yang mengatakan bahwa Ummiyyin dimaknai sebagai kaum Yahudi? Jawabannya adalah penyebutan Ummiyyin di QS. Al-Baqarah ayat 78 di atas bertujuan sebagai kiasan atau perumpamaan. Maksudnya? Jika kaum Yahudi tidak belajar memahami kitab Taurat dengan baik, maka mereka seperti kaum Ummiyyin yang tidak diturunkan al-Kitab sebelum adanya rasul. Perumpamaan ini sebagai wujud celaan terhadap orang-orang Yahudi.

Alhasil, Nabi Muhammad Saw. adalah makhluk paling mulia dengan mukjizat yang sungguh luar biasa. Adapun gelar النبي الامي bisa coba kita artikan dengan "seorang Nabi yang diutus untuk kaum Ummiyyin, yakni bukan Yahudi dan Nasrani". Menisbatkan diksi "tidak bisa membaca dan menulis" kepada makhluk paling sempurna, sepertinya perlu dikaji ulang.

Bagaimana dengan pertanyaan bukankah Nabi Muhammad Saw. ketika diperintahkan Malaikat Jibril untuk membaca di Gua Hira, beliau mengatakan ما انا بقارئ (aku tidak bisa membaca)? Dan bagaimana pandangan bahwa "tidak bisa membaca dan menulis" bagi Nabi Muhammad Saw. justru sebuah kelebihan karena hal itu menunjukkan bahwa al-Quran adalah kalam Allah Swt., bukan kalam Nabi Muhammad Saw.? Perdebatan yang cukup seru dan sangat menarik untuk dinanti jawabannya.

 

Penulis: Ahmad Sarip Saputra

Tags :

bm

MA Alif Laam Miim

“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”

  • MA Alif Laam Miim
  • Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
  • maaliflaammiim@gmail.com
  • 0813-8645-3684