Januari 26, 2023

ISLAM MENGAJARKAN KEBAIKAN DAN KEINDAHAN

Kemarin siang saya berkesempatan menyampaikan kajian di pengajian Tohoku Jepang. Pesertanya rata-rata adalah mahasiswa muslim yang jumlahnya lumayan banyak dan semakin meningkat. Panitia meminta saya berbicara tentang etika hidup dalam bergaul dengan non-muslim. Tema ini dipilih mungkin karena tema hubungan antar umat beragama itu sering dan masih tetap menjadi tema perbincangan dunia. Alasan yang lain adalah karena para peserta pengajian ini kini berada dalam posisi sebagai minoritas. Mungkin juga karena alasan lain, karena bulan Desember misalnya.

BACA JUGA:

JANGAN SOMBONG, JANGAN PESIMIS

Kajian sangat panjang dan tak mungkin dipaparkan dalam tulisan pendek ini. Saya memulai kajian dengan menyebutkan beberapa ayat yang menjadi prinsip atau pesan umum dari Islam, al-Qur'an. Allah berfirman: "Dan sungguh Kami muliakan Bani Adam (manusia)." Betapa Allah memuliakan manusia, maka bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita memuliakan manusia? Ataukah kita merendahkan manusia dengan beragam alasan?

BACA JUGA:

PERTARUNGAN BEBAS DALAM KEHIDUPAN DANKECERDASAN MEMILIH YANG TERBAIK (1)

Begitu indahnya kehidupan jika nilai-nilai kebaikan yang diusung oleh agama menyata dalam kehidupan kita dengan dimulai dari penghormatan dan pemuliaan akan kemanusiaan. Perbedaan ras, warna kulit, gaya bertutur dan berbahasa bukanlah sesuatu yang layak mengurangi penghormatan dan kemuliaan seseorang. Bahkan, perbedaan agama juga bukan alasan untuk merendahkan orang yang beragama berbeda dengan kita. Ada alasan psiko-sosial dan teologis yang agak panjang untuk ini.

BACA JUGA:

RENUNGAN HARI SENIN

Kajian semakin menarik saat kita perbincangan beberapa dalil yang berkaitan dengan agama dan keberagamaan. Dijelaskan pula tentang mengapa ada kelompok yang menempuh jalur keras dan jalur lembut dalam berhadapan dengan orang yang berbeda agama. Bagaimanakah seharusnya kita bersikap yang tepat?

BACA JUGA:

CARA HATI AGAR ISTIQAMAH DALAM BAHAGIA

Saya sarankan supaya kita semua belajar yang tekun dan serius sebelum menentukan sikap. Banyak-banyaklah membaca agar wawasan luas dan tak mudah melakukan klaim kebenaran hanya sebagai miliknya sendiri. Pelajari sesuatu secara menyeluruh dan lengkap agar tidak terjebak pada kesalahan berpikif karena cuma memahami sebagian. InsyaAllah, dengan cara ini, perlahan namun pasti kita akan menemukan kedamaian hidup dalam beragama.

Penulis: Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, MA_2020


Tags :

bm

MA Alif Laam Miim

“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”

  • MA Alif Laam Miim
  • Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
  • maaliflaammiim@gmail.com
  • 0813-8645-3684