ISLAM MENGAJARKAN KEBAIKAN DAN KEINDAHAN
Kemarin siang saya berkesempatan menyampaikan kajian di
pengajian Tohoku Jepang. Pesertanya rata-rata adalah mahasiswa muslim yang
jumlahnya lumayan banyak dan semakin meningkat. Panitia meminta saya berbicara
tentang etika hidup dalam bergaul dengan non-muslim. Tema ini dipilih mungkin
karena tema hubungan antar umat beragama itu sering dan masih tetap menjadi
tema perbincangan dunia. Alasan yang lain adalah karena para peserta pengajian
ini kini berada dalam posisi sebagai minoritas. Mungkin juga karena alasan
lain, karena bulan Desember misalnya.
BACA JUGA:
JANGAN SOMBONG, JANGAN PESIMIS
Kajian sangat panjang dan tak mungkin
dipaparkan dalam tulisan pendek ini. Saya memulai kajian dengan menyebutkan
beberapa ayat yang menjadi prinsip atau pesan umum dari Islam, al-Qur'an. Allah
berfirman: "Dan sungguh Kami muliakan Bani Adam (manusia)." Betapa
Allah memuliakan manusia, maka bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita
memuliakan manusia? Ataukah kita merendahkan manusia dengan beragam alasan?
BACA JUGA:
PERTARUNGAN BEBAS DALAM KEHIDUPAN DANKECERDASAN MEMILIH YANG TERBAIK (1)
Begitu indahnya kehidupan jika nilai-nilai
kebaikan yang diusung oleh agama menyata dalam kehidupan kita dengan dimulai
dari penghormatan dan pemuliaan akan kemanusiaan. Perbedaan ras, warna kulit,
gaya bertutur dan berbahasa bukanlah sesuatu yang layak mengurangi penghormatan
dan kemuliaan seseorang. Bahkan, perbedaan agama juga bukan alasan untuk
merendahkan orang yang beragama berbeda dengan kita. Ada alasan psiko-sosial
dan teologis yang agak panjang untuk ini.
BACA JUGA:
Kajian semakin menarik saat kita perbincangan
beberapa dalil yang berkaitan dengan agama dan keberagamaan. Dijelaskan pula
tentang mengapa ada kelompok yang menempuh jalur keras dan jalur lembut dalam
berhadapan dengan orang yang berbeda agama. Bagaimanakah seharusnya kita
bersikap yang tepat?
BACA JUGA:
CARA HATI AGAR ISTIQAMAH DALAM BAHAGIA
Saya sarankan supaya kita semua belajar yang
tekun dan serius sebelum menentukan sikap. Banyak-banyaklah membaca agar
wawasan luas dan tak mudah melakukan klaim kebenaran hanya sebagai miliknya
sendiri. Pelajari sesuatu secara menyeluruh dan lengkap agar tidak terjebak
pada kesalahan berpikif karena cuma memahami sebagian. InsyaAllah, dengan cara
ini, perlahan namun pasti kita akan menemukan kedamaian hidup dalam beragama.
Penulis:
Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, MA_2020
Tags : Kalam Abah Kiai
MA Alif Laam Miim
“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”
- MA Alif Laam Miim
- Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
- maaliflaammiim@gmail.com
- 0813-8645-3684