NAHWUMATIKA; BELAJAR GRAMATIKA ARAB MELALUI OPERASI MATEMATIKA
Penulis:
Yurid A’lal Firdaus, S.Ag (Waka. Al-Qur’an MA Alif Laam Miim Surabaya)
Pendahuluan
Menerima
amanah sebagai pengampu materi nahwu (morfologi) di PPK Alif Laam Miim Surabaya
adalah peluang dan tantangan. Dengan mengajar seorang guru harus belajar dan
menyiapkan perangkat pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik oleh para santri dalam kondisi belajar yang menyenangkan. Who
stop learning, stop teaching adalah motivasi yang melecut para guru
terutama penulis untuk mengulang kembali materi yang pernah dipelajari selama
masih nyantri.
Sebelum masuk pembahasan, penulis ingin menegaskan beberapa hal, pertama, metode yang penulis gunakan berupa penjelasan
gramatika arab melalui operasi matematika bukanlah metode baku dan tidak aplikatif untuk semua bab atau sub bab nahwu sehingga
tentu metode ini hanya teori subyektif penulis. Kedua, kombinasi
nahwu dan matematika yang mendapatkan perspesi materi rumit di beberapa santri bila dipadukan akan menambah level
kerumitannya adalah stigmatisasi pengetahuan karena dengan cara yang berbeda para santri
akan menemukan sisi baru pemahaman materi nahwu. Ketiga, salah
satu sebab munculnya beragam metode pembelajaran adalah temuan bahwa setiap peserta didik memiliki kecerdasan
berbeda dan cara belajar berbeda pula sehingga para guru harus terampil dalam mengajar dengan
metode dan pendekatan yang variatif. Inilah pembuka menuju pendekatan “Nahwumatika”.
Pembahasan
Beberapa waktu lalu penulis mengajar mata pelajara (mapel) nahwu
menggunakan metode membaca kitab milik salah satu pesantren salaf terbesar di
Jawa Timur. Pada bab isim-isim yang rafa’, penulis
sampai pada pembahasan khabar, secara singkat adalah isim yang eksistensinya
dipengaruhi oleh mubtada’, sebuah frasa di awal susunan gramatika. Khabar diklasifikasikan
menjadi 2 berdasarkan jumlah penyusunnya, yaitu satu kata (mufrad) dan
lebih dari satu kata (gairu al-mufrad). Khabar jenis
kedua dibagi lagi sesuai bentuk susunan katanya, yaitu bentuk kalimat (jumlah) dan
serupa kalimat (shibh al-jumlah). Kedua bentuk ini dirincikan kembali, bentuk
kalimat yang tersusun dari 2 kata benda atau lebih (jumlah
ismiyah) dan tersusun dari subyek dan predikat/kata kerja (jumlah
fi’liyah). Sedangkan bentuk serupa kalimat dibagi menjadi dua, tersusun dari
kata keterangan waktu/tempat (dharaf) dan tersusun dari jer-majrur.
Pada saat membahas bagian khabar bentuk kalimat (jumlah),
penulis menjelaskan terlebih dahulu
definisi dari kedua bentuk kalimat, ismiyah dan fi’liyah.
Kemudian menyebutkan unsur-unsur penyusun kalimat, jumlah ismiyah disusun oleh mubtada’ dan khabar,
jumlah fi’liyah disusun oleh fi’il (kata
kerja) dan fa’il (subyek). Bila divisualkan dalam cangkupan yang lebih besar menggabungkan konsep dasar mubtada’ dan khabar, maka akan
ada beberapa bagian yang disebutkan berulang dan susunan yang berlipat. Mungkin
Sebagian santri yang telah memahami konsep jumlah ismiyah dan fi’liyah dengan
baik akan langsung mengerti kedua bentuk khabar. Namun sebagian lainnya merasa
kesulitan walau dibentuk dalam skema atau contoh kalimat karena pemahaman yang
belum matang pada materi-materi sebelumnya.
Mencari solusi yang dapat memudahkan para santri dalam memahami materi khabar bentuk
kalimat dengan penjelasan singkat, spontan muncul cara melalui operasi
matematika yaitu persamaan linier dua variable, unsur penyusun kalimat dalam
khabar jumlah ismiyah dan fi’liyah penulis
visualisasikan dalam bentuk kode huruf hijaiyah (mim dan kha’) dan
tanda operasi matematika (tambah dan kurung). Berikut kode-kode huruf hija’iyah
yang dibutuhkan,
penulis susun secara lengkap dalam tabel.
No. |
Unsur
Kalimat |
Kode
Huruf |
1 |
Mubtada’
()مبتدأ |
م |
2 |
Khabar ()خبر |
خ |
3 |
Fi’il ()فعل |
ف |
4 |
)فاعل( Fa’il |
فا |
No. |
Bentuk
Kalimat |
Definisi
|
Operasi
Matematika |
Keterangan |
1 |
Khabar |
Khabar yang |
م + 1خ( 1م + 2خ)2 |
2 مdan 2 خadalah |
2 |
Khabar |
Khabar yang |
م + خ (ف + فا) |
فdan فاadalah |
Penutup
Pendekatan operasi matematika hanya cara baru dalam belajar ilmu
nahwu yang menunjukkan beberapa poin penting, pertama, ada banyak cara dalam
belajar ilmu nahwu yang bisa digunakan agar aktivitas menjadi lebih memahamkan
dan menyenangkan sehingga berimplikasi pada kompetensi membaca dan memahami
literatur/teks agama yang merupakan out put dari pembelajaran gramatika arab. Kedua, ilmu nahwu adalah cabang
ilmu linguistik (bahasa) dan matematika adalah bagian dari rumpun ilmu eksakta
(ilmu pasti), keduanya identik dengan dua khazanah berbeda, keilmuwan Islam dan
keilmuwan modern. Paduan keduanya dapat menjadi antitesis pandangan dikotomi
Islam dan ilmu pengetahuan melalui metode pembelajaran multidisipliner. Wallahu a’lam.
#maaliflaammiim.sch.id #PPDB2023/2024 #aliflaammiim.com
#mtsaliflaammiimsby.sch.id
Tags : Artikel Guru
MA Alif Laam Miim
“Terwujudnya Generasi Rabbani yang Berjiwa Dai, Berwawasan Global, dan Peduli Lingkungan”
- MA Alif Laam Miim
- Kebonsari Baru Selatan No. 1 Surabaya
- maaliflaammiim@gmail.com
- 0813-8645-3684